Saturday, May 30, 2009

Membaca Pikiran Seseorang Melalui Gerakan Bola Mata

Semoga artikel ringan berikut berguna bagi kita.


Ada hal menarik yang pelajari ketika saya membaca artikel Introduction to NLP", dimana disana dijelaskan tentang gerakan bola mata seseorang. Ada 6 macam gerakan bola mata yang biasa dilakukan seseorang ketika sedang berbicara. Secara ringkas dapat dikatakan, bahwa bola mata yang bergerak ke kiri berarti orang tersebut sedang berpikir tentang masa lalu, dan bila bergerak ke kanan berarti sedang memikirkan masa depan. Dari gerakan itu kita bisa tahu, hal apa yang sedang dipikirkan oleh lawan bicara kita, apakah dia berkata jujur atau berbohong.

Nah, saya mendapat kesempatan mempraktekkan hal ini, ketika akhir bulan Januari lalu saya diundang menjadi dosen tamu di Prasetiya Mulya Business School ? Jakarta. Saya mengisi sesi utama "Professional Business Interview", dimana salah satu acaranya adalah saya berperan sebagai seorang interviewer, dan berhadapan one on one dengan beberapa mahasiswa.

Menarik sekali. Ketika saya menanyakan sesuatu yang terjadi di masa lalu kepadanya, misalnya "Tell me about yourself", maka sambil bicara bola matanya bergerak ke arah kiri atas dan kiri bawah. Artinya, mahasiswa tersebut mencoba mencari informasi secara VR (Visual Remembered), yaitu seperti apa dirinya di masa lalu, dan secara AD (Auditory Digital), yaitu mencoba berdialog dengan dirinya sendiri, bagaimana harus mencoba menyampaikan tentang dirinya tersebut secara tepat.

Lalu saya mencoba pula menanyakan sesuatu yang akan terjadi di masa depan, misalnya "Tell me about your business strategy if you work for this company". Otomatis matanya bergerak ke kanan atas. Artinya, mahasiswa tersebut mencoba berpikir secara VC (Visual Constructed), yaitu mencoba membentuk kerangka `jawaban' yang sebelumnya tidak pernah ada dalam pikirannya.

Ketika pertanyaan saya sampai di masalah gaji, mata mereka bergerak ke arah kanan bawah, yaitu K (Kinestetic). Karena masalah gaji merupakan hal yang langsung menyentuh emosi mereka.

Ada hal yang unik disini. Ada satu pertanyaan tentang masa lalu mereka yang saya tanyakan, namun mata mereka melirik ke arah kanan. Ditanya tentang masa lalu, tapi jawabannya kok dicari di `masa depan'. Ini menandakan mereka mencoba untuk berbohong.

Sebaliknya, ketika saya mencoba menanyakan satu pertanyaan tentang masa depan, mata mereka melirik ke arah kiri. Ini berarti mereka mencoba berpikir, adakah hal masa lalu di otaknya, yang bisa digunakan untuk menjawab pertanyaaan di masa depan tersebut. Ini tidak salah, namun menunjukkan kalau mereka kurang kreatif dalam menciptakan hal-hal baru.

Dalam sesi berikutnya, kesemua mahasiswa tersebut dikumpulkan dalam suatu class session untuk final briefing. Banyak dari mereka yang kaget, karena saya bisa menebak `inti' dari jawaban mereka. Saya katakan bahwa saya bukan tukang sulap, saya hanya menebak dari gerakan bola mata mereka. Saya sarankan pula bahwa selanjutnya mereka harus mulai melatih bola mata mereka agar tetap fokus ke depan ketika berbicara dengan seseorang, bukan hanya dalam proses interview, namun dalam semua situasi perbincangan.

Ada tiga hal yang perlu diperhatikan disini. Yang pertama adalah masalah etika, dimana orang akan lebih suka diperhatikan ketika mereka bercakap-cakap dengan anda. Yang kedua, bila anda jarang menatap matanya, secara tidak langsung anda akan mengatakan `anda takut' kepada lawan bicara anda, anda merasa inferior. Dan yang ketiga, orang akan lebih mudah `membaca' anda jika mata anda bergerak- gerak, terutama jika lawan bicara anda juga belajar tentang NLP.

Bagaimana dengan anda, sudahkah anda mempelajari teknik tersebut ? Akan banyak berguna ketika anda berbicara dengan orang lain. Dengan mengetahui arah gerakan mata mereka saja, anda akan mengetahui `isi hati mereka' secara tidak langsung. Bagi anda sendiri, dengan pandangan yang fokus ke depan, anda tidak akan `mudah' dibaca orang.


[+/-] Selengkapnya...

Kebohongan Seorang Ibu

Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita percaya bahwa kebohongan akan membuat manusia terpuruk dalam penderitaan yang mendalam, tetapi kisah ini justru sebaliknya. Dengan adanya kebohongan ini, makna sesungguhnya dari kebohongan ini justru dapat membuka mata kita dan terbebas dari penderitaan, ibarat sebuah energi yang mampu mendorong mekarnya sekuntum bunga yang paling indah di dunia.

Cerita bermula ketika aku masih kecil, aku terlahir sebagai seorang anak lelaki di sebuah keluarga yang miskin. Bahkan untuk makan saja, seringkali kekurangan. Ketika makan, ibu sering memberikan porsi nasinya untukku. Sambil memindahkan nasi ke mangkukku, ibu berkata :
"Makanlah nak, aku tidak lapar" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG PERTAMA

Ketika saya mulai tumbuh dewasa, ibu yang gigih sering meluangkan waktu senggangnya untuk pergi memancing di kolam dekat rumah, ibu berharap dari ikan hasil pancingan, ia bisa memberikan sedikit makanan bergizi untuk petumbuhan. Sepulang memancing, ibu memasak sup ikan yang segar dan mengundang selera. Sewaktu aku memakan sup ikan itu, ibu duduk disampingku dan memakan sisa daging ikan yang masih menempel di tulang yang merupakan bekas sisa tulang ikan yang aku makan. Aku melihat ibu seperti itu, hati juga tersentuh, lalu menggunakan garpuku dan memberikannya kepada ibuku. Tetapi ibu dengan cepat menolaknya, ia berkata : Makanlah nak, aku tidak suka makan ikan" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG KEDUA

Sekarang aku sudah masuk SMP, demi membiayai sekolah saudara saudaraku, ibu pergi ke koperasi untuk membawa sejumlah kotak korek api untuk ditempel. Dari hasil tempelannya itu membuahkan sedikit uang untuk menutupi kebutuhan hidup. Di kala musim dingin tiba, aku bangun dari tempat tidurku, melihat ibu masih bertumpu pada lilin kecil dan dengan gigihnya melanjutkan pekerjaannya menempel kotak korek api. Aku berkata :"Ibu, tidurlah, udah malam, besok pagi ibu masih harus kerja." Ibu tersenyum dan berkata :
"Cepatlah tidur nak, aku tidak capek" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG KETIGA

Ketika ujian tiba, ibu meminta cuti kerja supaya dapat menemaniku pergi ujian. Ketika hari sudah siang, terik matahari mulai menyinari, ibu yang tegar dan gigih menunggu aku di bawah terik matahari selama beberapa jam. Ketika bunyi lonceng berbunyi, menandakan ujian sudah selesai. Ibu dengan segera menyambutku dan menuangkan teh yang sudah disiapkan dalam botol yang dingin untukku. Teh yang begitu kental tidak dapat dibandingkan dengan kasih sayang yang jauh lebih kental. Melihat ibu yang dibanjiri peluh, aku segera memberikan gelasku untuk ibu sambil menyuruhnya minum. Ibu berkata :
"Minumlah nak, aku tidak haus!" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG KEEMPAT

Setelah kepergian ayah karena sakit, ibu yang malang harus merangkap sebagai ayah dan ibu. Dengan berpegang pada pekerjaan dia yang dulu, dia harus membiayai kebutuhan hidup sendiri. Kehidupan keluarga kita pun semakin susah dan susah. Tiada hari tanpa penderitaan. Melihat kondisi keluarga yang semakin parah, ada seorang paman yang baik hati yang tinggal di dekat rumahku pun membantu ibuku baik masalah besar maupun masalah kecil. Tetangga yang ada di sebelah rumah melihat kehidupan kita yang begitu sengsara, seringkali menasehati ibuku untuk menikah lagi. Tetapi ibu yang memang keras kepala tidak mengindahkan nasehat mereka, ibu berkata :
"Saya tidak butuh cinta" ----------KEBOHONGAN IBU YANG KELIMA

Setelah kakakku sudah tamat dari sekolah dan bekerja, ibu yang sudah tua sudah waktunya pensiun. Tetapi ibu tidak mau, ia rela untuk pergi ke pasar setiap pagi untuk jualan sedikit sayur untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kakakku yang bekerja di luar kota sering mengirimkan sedikit uang untuk membantu memenuhi kebutuhan ibu, tetapi ibu bersikukuh tidak mau menerima uang tersebut. Malahan mengirim balik uang tersebut. Ibu berkata :
"Saya punya duit" ----------KEBOHONGAN IBU YANG KEENAM

Setelah lulus dari S1, kakakku yang nomor dua melanjutkan studi ke S2 dan kemudian memperoleh gelar master di sebuah universitas ternama di Amerika berkat sebuah beasiswa di sebuah perusahaan. Akhirnya ia pun bekerja di perusahaan itu. Dengan gaji yang lumayan tinggi, ia bermaksud membawa ibuku untuk menikmati hidup di Amerika. Tetapi ibu yang baik hati, bermaksud tidak mau merepotkan anaknya, ia berkata kepada kakak :
"Aku tidak terbiasa" ----------KEBOHONGAN IBU YANG KETUJUH

Setelah memasuki usianya yang tua, ibu terkena penyakit kanker lambung, harus dirawat di rumah sakit, aku yang berada jauh di seberang samudra atlantik langsung segera pulang untuk menjenguk ibunda tercinta. Aku melihat ibu yang terbaring lemah di ranjangnya setelah menjalani operasi. Ibu yang keliatan sangat tua, menatap aku dengan penuh kerinduan. Walaupun senyum yang tersebar di wajahnya terkesan agak kaku karena sakit yang ditahannya. Terlihat dengan jelas betapa penyakit itu menjamahi tubuh ibuku sehingga ibuku terlihat lemah dan kurus kering. Aku sambil menatap ibuku sambil berlinang air mata. Hatiku perih, sakit sekali melihat ibuku dalam kondisi seperti ini. Tetapi ibu dengan tegarnya berkata :
"jangan menangis anakku, Aku tidak kesakitan" ----------KEBOHONGAN IBU YANG KEDELAPAN.

Setelah mengucapkan kebohongannya yang kedelapan, ibuku tercinta menutup matanya untuk yang terakhir kalinya.


[+/-] Selengkapnya...

Berbagai Macam Artikel dapat anda temukan disini. Mulai dari Artikel Agama, Politik, Kesehatan, Olahraga, Bahkan artikel humor ada disini. takiraplur.blogspot.com

Silahkan Diisi